Rabu, 14 November 2012

SIAPA SEBENARNYA ABU NAWAS?



Abu Nawas. Siapa pun pasti pernah mendengar nama ini. Di negara kita, ia dikenal sebagai seorang tokoh cerdik yang sarat dengan cerita-cerita lucu. Perseteruannya dengan Raja Harun al-Rasyid selalu menjadi cerita utama anak-anak kecil. Hebatnya, kisah lucu Abu Nawas seakan tak pernah habis. Selalu ada cerita lucu yang baru hingga akhirnya ia dikenal dengan seorang humoris yang sangat pintar. Raja Harun al-Rasyid, yang disebut sebagai Raja Dinasti Abbasiyah paling pintar, tak pernah berhasil mengalahkannya. Berbagai macam cara atau tipudaya dilakukan oleh raja Harun dan Abu Nawasdengan kecerdikannya selalu selamat dari ancaman penjara atau hukuman dari Raja Harun.Syair 'Ilahi lastu lil firdausi ahlan. Wa la aqwa ala nari al-jahimi' yang sering kita dengar sebagai karya Abu Nawas, menggambarkan betapa jenakanya tokoh dari Baghdad itu. Konon, di dalam kubur Abu Nawas membaca doa di atas sehingga ia selamat dari amukan Munkar-Nakir. Kalau diartikan secara harfiah, doa itu memang agak lucu: masuk surga tak pantas, masuk neraka tidak kuat. Mungkin, dari sikap-sikapnya yang nyeleneh, akhirnya banyak yang mempercayai bahwa Abu Nawas adalah wali Allah atau minimal seorang tokoh sufi.


Gus Dur pun mengatakan bahwa syair itu adalah karya Abu Nawas, Syair ini dikarang oleh seorang ulama sufi besar di kotaBaghdad pada pertengahan abad ke delapan yang silam. Ia Bernama Abu Nawas atau Abu Nuwas.Tidak jelas dari mana sumbernya cerita dan kesufian Abu Nawas itu. Sebab dalam literatur sejarah Islam, Abu Nawas justru lebih dikenal sebagai tokoh sastra daripada seorang pelawak. Dan sekedar diketahui, ternyata petualangan Abu Nawas bukan dengan Harun al-Rasyid melainkan dengan khalifah setelahnya, Al-Amin, putra Harun. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Abu Nawas tidak pernah bertatap muka dengan Harun al-Rasyid. Para sejarawan hanya mengenalnya sebagai tokoh sastra. Banyak ulama yang menempatkan Abu Nawas sebagai sastrawan Islam nomor wahid di dunia Islam mengalahkan Furazdaq, bahkan Jalaluddin al-Rumi (?).Ibnu Arabi mengatakan, aku telah bandingkan syair Abu Nawas dengan yang lain, ternyata tidak aku temukan syair seindah miliknya. Tokoh hadits, sejarah dan sastra terkenal di Bashrah bernama Ubaidullah bin Muhammad mengatakan, barang siapa yang belajar sastra tetapi tidak meriwayatkan syair Abu Nawas, maka dia tidak akan sempurna sastranya. Kultsum al-Uttabi juga mengatakan, andaikan Abu Nawas hidup sejak masa Jahiliyah, niscaya tidak seorang pun yang bisa mengalahkannya. Imam al-Utbi mengatakan, al-Jahiz berkomentar, tidak aku temukan orang yang alim dalam ilmu bahasa dan lebih fasih lahjahnya dari mengalahkan Abu Nawas. Dan masih banyak komentar ulama yang senada dengan di atas.Sayang, keahliannya dalam bersastra terkontaminasi oleh kebiasaannya yang mujun. Hampir semua kitab sejarahmenyebutkan hal yang sama: Abu Nawas adalah sastrawan cabul: gemar minuman keras, berbicara kotor dan puisi-puisinya banyak mengkritik hadits dan ayat al-Qur'an yang melarang minum Khomer. Ia sering keluar masuk penjara karena puisi-puisinya itu. Puisi dan cerita mujun-nya bisa dilihat dalam kitab-kitab sejarah seperti, Tarikh al-Islam (juz 10/161) karya sejarawan handal Adz-Dzahabi, Tarikh Baghdad (juz 7/ 436) karya Khatib al-Baghdadi, Tahdzib ibn Asakir juz 4 (biografi Abu Nawas), Wafayat al-A'yan karya Ibnu Khalkan, Masalik al-Abshar (jilid 9), Syudzurat al-Dzahab (juz 1/345) atau kitab Mulhaq al-Aghani juz 25 karya Abu al-Faraj al-Ashbihani yang khusus menerangkan biografi Abu Nawas.Di samping peminum minuman keras, Abu Nawas ternyata juga seorang homosex, hal yang terasa asing ditelinga kita. Seorang tokoh Timur Tengah menulis sebuah disertasi mengenai hal ini. Dalam disertasinya yang berjudul al-Syudzudz al-Jinsiyah (kelainan seksual), beliau mengupas habis kepribadian Abu Nawas terutama tentang kelainan seksualnya. Karena itulah, selama hidupnya ia tidak pernah menyukai orang perempuan.Dalam Mulhaq al-Aqhani juz 25 disebutkan bahwa Abu Nawas pernah dikawinkan secara paksa oleh orang tuanya dengan salah satu wanita yang masih familinya, tapi keesokan harinya perempuan itu ditalaknya karena Abu Nawas tidak mencintainya. Ia pernah mencintai seorang perempuan bernama Jinan. Sayang, cintanya tak sampai. Kecabulannnya inilah yang membuat Abu Nawas nyaris tidak mendapatkan simpati dari tokoh-tokoh Islam. Salah satu bukti, dalam kitab-kitab balaghah sangat jarang dijumpai pengarangnya menggunakan contoh dari syair-syairnya. Kehebatan sastranya tenggelam di telan kefasikannya. Orang sebesar Imam Syafi pun mengakui kehebatan sastranya. Beliau mengatakan, seandainya Abu Nawas tidak mujun, niscaya aku akan belajar sastra kepadanya Para pengamat sastra menyimpulkan, ada tiga generasi dalam sastra Arab. Di masa Jahiliyah, hanya ada seorang penyair yang tak tertandingi yaitu Imru'ul Qois, dan pada masa awal perkembangan Islam ada nama Jarir dan Furazdaq, musuh al-Hajjaj. Sedang di abad terakhir hanya nama Abu Nawas yang terhebat. Dus, belum ditemukan keterangan bahwa Syair 'Ilahi lastulil itu adalah karya Abu Nawas. Dalam sebuah kitab justru disebutkan bahwa syair itu adalah karya Syekh al-Sya'roni, bukan milik Abu Nawas. Begitu pula dengan cerita-cerita lucunya, tidak ditemukan dalam literatur sejarah.Apakah ia seorang wali? Kita tidak bisa menjawabnya. Walaupun ada sebagian ulama berpendapat bahwa Abu Nawas termasuk zindiq, atau minimal fasiq. Namu pada detik-detik akhir kehidupannya, Abu Nawas berubah total. Khamer yang menjadi trade mark nya sejak ia menginjak dewasa dibuang jauh-jauh. Ia tidak lagi menggubah puisi-puisi mujun. Lembaran-lembaran syairnya dibakar habis. Aku takut setalah aku mati nanti masih tersisa satu dari syairku. Karena itu aku membakarnya, kata Abu Nawas ketika ditanya oleh salah seorang temannya. Kehidupan zuhudnya di masa injury time itu terangkum dalam beberapa syairnya yang kemudian dikenal dengan isltilah zuhdiyat.Dari salah satu syair zuhdiyatnya ini, ada empat bait syair yang mirip dengan syair yang biasa kita dengar itu (Ilahi lastulil).Konon, setalah meninggal, salah seorang temannya mimpi bertemu dengan Abu Nawas dengan wajah yang sangat tampan dan pakaian yang serba bagus.Apa yang kamu terima dari Allah?,tanya si teman.Allah mengampuni segala dosaku, jawab Abu Nawas.Mengapa?Karena puisi-puisiku yang aku gubah sebelum aku mati.Alhasil, dari manakah sumber cerita yang sering kita dengar itu? Jawabnya, mungkin Abu Nawas ada dua: yang satu ada di kota Baghdad, Iraq. Sedang satunya ada di Indonesia. Dan yang kita dengar cerita itu adalah Abu Nawas yang hidup di Indonesia. (Zubaydi Ilyas R/Sidogiri)


keyword: CONTOH SYAIR SEJARAH, biografi abu nawas, facebook, contoh syair terkenal, syair sejarah, karya abu nawas, syair riwayat nabi, teks syair abu nawas, syair abu nawas arab, syair arab abu nawas, abu nawas biografi, syair ulama sufi, syair ulama, lirik syair abu nawas bahasa arab, syair syair ulama sufi, kumpulan syair abu nawas, kisah ulama sufi, syair abu nawas bahasa indonesia, lirik syair abu nawas, syair tokoh islam, karya terkenal abu nawas, syair para ulama sufi, biografi karya-karya dan contoh syairnya abu nawas,biografi ulama abu nuwas, ringkasan cerita abu nawas dan raja harun, ulama sufi di indonesia, ulama sufi indonesia, sholawat abu nawas syair arab, syair cinta arab teks image, syair islam para sufi

Abu Nuwas Wikipedia The Free Encyclopedia

Minggu, 11 November 2012

sayapku yang patah

aku kehilangan sayapku,,,yang selama ini membuatku terbang,,,namun aku tak pernah merasakan kalo aku ini sebenarnya mempunyai sayap yang begitu kuat yang dapat membuatku terbang tinggi hingga ke angkasa..terkadang aku tidak memahami apa arti sebuah keikhlasan yang sering disebut2 oleh kebanyakan manusia ketika kehilangan seseorang yang sangat dicintainya,,,,aku tak paham akan sebuah keikhlasan,,,,ikhlaskan saja ma!!!!kata2 ini terdengar begitu rame hingga menusuk kedalam sanubariku,,,namun mereka tidak pernah merasakan keikhlasan yang seutuhnya,,,kata2 itu muncul hanya digunakan sebagai alat untuk penenang namun tidak akan perah bisa menenangkan dirimu,,,,ya tuhan,,,,,,,toloong berikan aku pengganti seperti beliau...yang selalu menegarkanku ketika aku terjatuh dengan ketegasannya,,,,,yang selalu memarahiku utuk sebuah kebaikan,,,aku tak paham itu dulu,,,kenapa usia ini membatasi pikiranku untuk menembus sekat yang seharusnya itu dimiliki oleh setiap orng................

Sabtu, 10 November 2012

KETIKA ENGKAU BERSEMBAHYANG Oleh : Emha Ainun Najib



Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

Bacaan Al-Fatihah dan surah

Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya

Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi

Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup

Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali

Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri

Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya

Sembahyang di atas sajadah cahaya

Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun

Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah

Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas 'arasy sembilan puluh sembilan
 
1987

IKRAR Oleh : Emha Ainun Najib


Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu
Kuambil siakp, total dan tuntas
maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia

Menangis dalam tertawa

Bersedih dalam gembira
Atau sebaliknya
tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu
Mulus dalam nilai satu

Kesadaran yang lebih tinggi

Mengatasi pikiran dan emosi
menetaplah, berbahagialah
Demi para tetangga
tetapi di dalam kamu kosong
Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan

Kugenggam kamu

Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,1997

DOA SEHELAI DAUN KERING



Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir

Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu maĆ­shum dan aku bergelimang hawaĆ­
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaan-Mu

Emha Ainun Nadjib Jakarta 11 Pebruari 1999



DITANYAKAN KEPADANYA Oleh : Emha Ainun Najib



Ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
Jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
Tak demikian Allah menata
Maka berdusta ia

Ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
Jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
Tak demikian sunnatullah  berkata
Maka cerdusta ia

Ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
Jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
Menjadi kacaulah sistem alam semesta
Maka berdusta ia

Ditanyakan kepadanya sapakah penindas
Jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
Dilanggarnya tradisi alam dan manusia
Maka berdusta ia

Ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
Ialah burung terbang tinggi menuju matahari
Burung Allah tak sedia bunuh diri
Maka berdusta ia

Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
Ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
Sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
Maka berdusta ia

Ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
Ialah air yang mengalir ke angkasa
Padahal telah ditetapkan hukum alam benda
Maka berdusta ia

Kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
Ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
Orang wajib menebangnya
Agar tak berdusta ia

Kemudian siapakah orang lemah perjuangan
Ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
Orang harus menggertak jiwanya
Agar tak berdusta ia
Kemudian siapakah pedagang penyihir
Ialah kijang kencana berlari di atas air
Orang harus meninggalkannya
Agar tak berdusta ia

Adapun siapakah budak kepentingan pribadi
Ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
Orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
Agar tak berdusta ia

Dan akhirnya siapakah orang tak paham cinta
Ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
Nyanyikan puisi di telinganya
Agar tak berdusta ia
 
1988

DARI BENTANGAN LANGIT Oleh : Emha Ainun Najib



Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,1997

BEGITU ENGKAU BERSUJUD Oleh : Emha Ainun Najib



Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang

yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
pula telah engkau dirikan masjid
Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
telah kau bengun selama hidupmu?
Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
meninggi, menembus langit, memasuki alam makrifat

Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika

bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara adzan

Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid

Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
Allah, engkaulah kiblat
Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang didengar Allah, engkaulah tilawah suci
Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai Allah, engkaulah ayatullah

Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,

karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
menjadilah engkau masjid
 
1987

ANTARA TIGA KOTA Oleh : Emha Ainun Najib



di yogya aku lelap tertidur
angin di sisiku mendengkur
seluruh kota pun bagai dalam kubur
pohon-pohon semua mengantuk
di sini kamu harus belajar berlatih
tetap hidup sambil mengantuk

kemanakah harus kuhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga ?

Jakrta menghardik nasibku
melecut menghantam pundakku
tiada ruang bagi diamku
matahari memelototiku
bising suaranya mencampakkanku
jatuh bergelut debu

kemanakah harus juhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga

surabaya seperti ditengahnya
tak tidur seperti kerbau tua
tak juga membelalakkan mata
tetapi di sana ada kasihku
yang hilang kembangnya
jika aku mendekatinya

kemanakah haru kuhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga ?
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,1997

Senin, 05 November 2012

makna lagu lir ilir sunan



Lir-ilir, Lir Ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah Angon, Cah Angon
Penekno Blimbing Kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo Mbasuh Dodotiro
Dodotiro Dodotiro
Kumitir Bedah ing pinggir
Dondomono, Jlumatono
Kanggo Sebo Mengko sore
Mumpung Padhang Rembulane
Mumpung Jembar Kalangane
Yo surako surak Iyo!!!
Tembang diatas pasti sudah akrab ditelinga kita
apalagi bagi orang-orang jawa yang notabene berada dalam wilayah penyebaran agama Wali Songo
tidak sedikit orang yang mencoba untuk menguraikan makna tembang diatas baik dalam konteks hubungannya dengan sejarah, syariat Islam bahkan Hakikat yang terkandung di dalamnya.
pada tulisan singkat ini Khaylif mencoba untuk sedikit menguraikan makna dari tembang tersebut, jika ada kekurangan atau kesalahan adalah karena keterbatasan Khaylif dalam pemahaman semoga Alloh memaafkan dan jika ada kebaikannya hal itu semata-mata datang dari Alloh SWT
Makna tembang tersebut menurut Khaylif:
1.  Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)
Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)
Makna: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Alloh dalam diri kita yang dalam ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.
2   Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)
Makna: Disini disebut anak gembala karena oleh Alloh, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya?
Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.
Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.
3.  Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)
Makna: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Alloh SWT.
4.  Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna: Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas (no 1-3) ketika kita masih sehat (dialambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan Iya!!!
Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah. Carrol McLaughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya. Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini. Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menterjemahkan lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik “Harp to Heart“.
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya
Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.
dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25)
* Diambil dari berbagai sumber. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan, karena saya juga manusia yang tak pernah lepas dari salah dan dosa.

doa yusuf mansur

Ya Allah
Jika langkah kaki ini lebih banyak keburukan dari pada menuju kebaikan, jika lisan ini lebih banyak mengucapkan keburukan dari pada kebaikan, jika telinga ini lebih banyak mendengarkan keburukan dari pada kebaikan, jika mata ini lebih banyak melihat keburukan dari pada kebaikan dan jikapikiran ini lebih banyak berfikir keburukan dari pada kebaikan, hamba mohon ampunanMu ya Rabb.

Ya Allah
Ampunilah kesalahan-kesalahanku yang besar maupun yang kecil, yang berat maupun yang ringan, yang sengaja maupun yang tidak dan yang tampak maupun yang tersembunyi.


Ya Allah
Bimbinglah diriku selalu agar mampu berjalan sesuai syariatMu. jika diriku telah atau sedang berjalan menjauh dariMu, mohon bimbinglah agar mampu berjalan kembali kepadaMu ya Rabb.

Ya Allah
Ampunilah kesalahan-kesalahan orangtuaku, anak istriku, saudaraku dan para jamaah yang membaca tulisan ini.

Ya Allah
Kabulkan doa-doa kami, keluarga kami, saudara kami, sahabat kami dan para jama.ah yang membaca tulisan ini.

Aamiin.

-------
(spirit wisata hati dan chatting dengan ym)

Kamis, 01 November 2012

harga diri di'atas' lisan

mudah-mudahan ALLAH yang maha menguasai segala2nya selalu membukakan hati kita agar selalu melihat hikmah dibalik setiap kejadian, yakinlah tidak  ada satu kejadian pun yang sia-sia, tidak ada suatu kejadian pun yang tanpa makna. sangat rugi kalau kita mneghadapi hidup ini sampai tidak mendapat pelajaran  dari apa yang sedang kita jalani. hidup ini adalah samudra hikmah tiada terputus. seharusnya apapun yang kita hadapi, efektif bisa menambah ilmu, wawasan, khususnya lagi bisa menambah  kematangan, kedewasaan, kearifan diri sehingga kalau kita mati, maka warisan terbesar kita adalah kehormatan pribadi, bukan hanya harta semata. rindukn dan selalu berharap bahwa saat kepulangan kita nanti adalah saat yang paling indah.harusnya saat malaikat maut menjemput, kita benar2 dalam keadaan siap. khusnul khotimah harus sering dibayangkan kalau sedang meninggal nanti kita sedang bagus niat, sedang bersih hati, keringat sedang bercucuran dijalan ALLAH. sukur2 nantii kalau kita meninggal kita sedang sujud atau sedang berjuang dijalan ALLAH. jangan sampai kita mati sia-sia, seperti yang diberitakan dikoran mati sedang nonton dibioskop, apalagi yang sedang ditontonnya film "maaf"" gairah membara, film mksiat, naudzubillah, dia akan membara betulan di neraka nanti. ingat maut adalah hal yang sangat penting. tiaad kehormatan dan kemuliaan kecuali dari engkau ya ALLAH pemilik alam semesta yang mengangkat derajat siapapun yang engkau kehendaki dan menghinakan siapapun yang engkau kehendaki, segala puji hanya lah bagiMU dan milikMU SHOLAWAT senantiasa terlimpah bagi kekasih ALLAH, panutan kita semua, rosulullah. saw.
saudara percayalah, sehebat apapun harta, jabatan, gelar, pangkat atau apapun atribut duniawi lainnya yang kita sandang tak kan pernah berharga kalau kita tak memiliki harga diri, hidup didunia hanya satu kali dan hanya sebentar saja, kita harus sungguh sungguh meniti karier kehidupan kita ini menjadi orang yang punya harga diri dan terhormat dalam pandangan ALLAH DAN TERHORMAT DALAM PANDANGAN ORANG YANG BERIMAN.dan kematian kita pun harus kita rindukan menjadi sebaik-baiknya kematian yang penuh kehormatan dn kemuliaan dengan warisan yang terpenting adalah nama baik dan kehormatan kita yang tanpa cela,dan kehinaan. langkah awal yang harus kita bangun dalam karier kehidupan ini adalah tekad untuk menjadi seorang muslim yang jujur dan terpercaya samapai mati. seperti rosulullah saw memulali karieer kehidupannyya dengan gelar al-amin (seorang yang sangat dipercaya). kita harus berjuan mti-matian untuk menjaga diri dan kehormatan kita untuk menjadi seorang muslim yang terpercaya, sehingga tidak ada keraguan bagi siapapun yang bergaul dengan kita, baik muslim maupun non muslim, baik kawan atau lawan, tidak boleh ada keraguan baik dalam ucapan, janji maupun amanah yanng kita pikul. oleh karena itu pertama jaga lisan, jangan pernah berbohong dalam hal apapun, sekecil dan sesederhana apapun, bahkan terhadap anak kecil atau dalam senda gurau sekalipun, harus benar-benar bersih dan meyakinkan. tidk ada dusta, pastikan tidak pernah ada dusta,!!!!!!!!lebih baik kita disisihkan karena kita tampil apa adanya daripada kita diterima karena berdusta. sungguh tidak akan terhormat menjadi seorang pendusta. (tentu dengan tidak membeberkan aib-aib yang telah ditutupi ALLAH ada kekuasaan tersendiri ada kehususan tersendiri, jujur bukan berarti bebas membeberkan aib sendiri).
kedua jaga lisan, jangan pernah menambah-nambah, mereka-reka, mendramatisir berita, informasi, atau sebliknya meniadakan apa yang seharusnya disampaikan. sampaikanlah berita atau informasi yang mesti disampaikan seakurat mungkin sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kita terkadang suka ingin menambah-nambah sesuatu atau bahkan merekayasa kata-kata atau cerita, jangan dilakukan!!!sama sekali tidak akan menolong kita, nanti ketika orang  tau informasi yang sebenernya, akan runtuhlah kepercayaan mereka terhadap kita. ketiga jangan sok tahu atau sok pintar dengan menjawab setiap dan egala pertanyaan. nah, orang yang selalu menjawab pertanyaan bila tanpa ilmu akan menunjukkan kebodohan saja. yakinlah kalau kita sok yahu tanpa ilmu itulah tanda kebodohan kita, yang lebih baik adalah kita berani mengatakan tidak tahu kalau memang kita tidaak mengetahuinya, atau lebih baik disebut, bodoh karena jujur apa adanya, daripada kita berdusta dalam pandangan ALLAH.
keempat, jangan pernah membocorkan rahasia atau amanat, terlebih lagi membeberkan aib orang lain.jangan sekali-kali melakukannya.....ingat setiap kali kira ngobrol dengan orang lain, maka obrolan itu jadi amanah buat kita, bagi orang yang suka membeberkan aib orang lain akan jatuhlh harga dirinya, padahal justru kita seharusnya kita menjadi kuburan bagi rahasia dan aib orang lain. yang namanya kuburan tidak usaah digali-gali lagi kecuali pembenaran yang sah menurut syariah dan membawa kebaikan bagi semua pihak. ingat bila ada seseorang datang aib dan kejelekan orang lain pada kita, maka jangan pernah percayai dia, karen ketika berpisah dengan kita maka dia pun akan menceritakan aib dan kejelekan kita pada orang lagi.
kelima, jangan pernah mengingkari janji dan jangan pernah mengobral janji,pastikan semua janji tecatat dengan baik dan selalu da saksi untuk mengingatkan dan berjuanglah sekuat tenaga dan semaksimal mungkin untuk menepati janji wlaupun dengan pengorbanan lahir batin yang sangat berat dan besar. ingat semuua pengorbanan aalah kecil dibandingkan dengan kehilangan harga diri sebagai seorang pengingkar janji, seorang munafiq, naudzubillah, tidak ada artinya, semua pengorbanan itu kecil dibanding kita bernama si pengingkar janji, rosulullah sampai tiga hari menunggu orang yang menjanjikannya untuk ketemu, beliau menunggu karena kehormatan bagi beliau untuk menepati janji. luar biasa dikau wahai kekasihku....!!!!